Sabtu, 19 September 2015

Explore Malang : Terbang di Ketinggian 1315 mdpl

Tali sling dan perlengkapan terbang sudah terpasang dengan mantapnya di badan saya. Parasut berwarna kuning cerah itu pun sudah dilebarkan, terikat kuat di badan kami, siap untuk dikembangkan dan diterbangkan mengikuti aliran udara yang bergerak perlahan. Pikiran saya mengawang. Sudah tidak bisa mundur lagi.

"Gimana sudah siap?"

Suara ramah Mas Ardi sang pilot memecah kekosongan saya. Saya tertawa tetap dengan kondisi panik sambil istighfar berkali-kali melihat ketinggian di hadapan saya. Takut. 

Berlari menyusuri lembah ini sebelum terbang
Sebelum terbang, sang pilot mem-brief sedikit mengenai teknik persiapan terbang, ketika terbang dan ketika mendarat. Persiapan terbang, kami diharuskan berlari turun ke arah lembah dan tidak boleh berhenti berlari sampai parasut terkembang dan terbang. Saat terbang, posisi badan duduk di tali sling dan ketika mendarat kaki diluruskan. Saya mengangguk, anggap saja mengerti walaupun belum terbayang hahaha.

"Setelah hitungan ke-3, kita lari bareng yah!"

Saya mengangguk. Bismilalhirrahmanirrahim, lindungi kami ya Allah.

Kami berlari kencang menuruni lembah, jantung rasanya berdetak 5x lebih cepat dari biasanya, saya berteriak kencang karena tidak mampu menahan aliran adrenalin yang terus-terusan mengalir. Tanpa disadari kaki sudah tidak menapak tanah. OH I'M FLYING!!

Happy feet!! When my feet we're not on the ground
Begitu cepat sampai saya tidak sadar parasut sudah mengembang di atas kepala kami dan perlahan-lahan mengikuti angin. Kini kami sudah berada 300 m di atas permukaan tanah Kota Batu dan 1315 m di atas permukaan laut. Pemandangan di atas ketinggian yang sangat luar biasa pun terhampar indah di hadapan kami. Saya memegang handphone dengan tangan gemetar, mencoba untuk mengabadikan apa yang dilihat saat itu. Satu kali saya melihat ke arah bawah, ke arah kaki yang tidak menapak, serius, menakutkan, jangan lakukan lagi, lihat saja lurus ke arah depan, itu lebih baik rasanya.

Kota Batu dari atas parasut kami
Gunung Banyak merupakan salah satu tempat paralayang terbaik di Indonesia, karena pola angin yang stabil jadi memungkinkan kita terbang setiap saat. Waktu terbaik untuk terbang disini adalah pagi sampai siang hari. Terletak di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kota Wisata Batu Gunung Banyak memiliki pemandangan alam yang indah. Konon sering dijuluki lokasi paralayang dengan predikat bintang empat karena disini semua bisa terpenuhi dari mulai pemandangan yang ciamik, akses ke lokasi yang mudah dan memiliki fasilitas umum yang lengkap.

Gunung Panderman berdiri kokoh
Ketika parasut sudah terbang stabil, rasa takut pun sirna perlahan. Saya mulai menikmati sensasi terbang sambil melihat lanskap menawan di hadapan mata. Sang pilot pun menawarkan diri untuk melakukan manuver yang dengan cepat saya iyakan. Beberapa kali parasut kami di jatuhkan kemudian diterbangkan kembali kemudian dijatuhkan kembali. Rasanya luar biasa, perut pindah ke dada, jantung pindah ke kepala, kepala di kaki, kaki di kepala. Saya berteriak, antara kegirangan dan ketagihan hahaha.

Manuver di atas persawahan
Kurang lebih selama 15 menit kami berputar-putar di udara, kini saatnya mendarat. Cukup sebentar, ah entahlah mungkin durasinya relatif. Bagi yang ketakutan mungkin saja 15 menit akan terasa seperti 15 tahun, tapi untuk saya 15 menit rasanya singkat sekali yaaa walaupun sempat panik luar biasa di awal, hehehe. Di hadapan kami terhampar lapangan hijau yang cukup luas yang tengahnya merupakan bagian berisi pasir berbentuk lingkaran yang merupakan spot mendarat. Ah, saya berdoa semoga pendaratan kami mulus dan tidak nyasar.

Just landed
Kaki saya luruskan siap untuk mendarat dan voila saya sudah terduduk dengan manis di hamparan pasir hitam, kami sudah mendarat! Saya berterima kasih kepada sang pilot, setelah berfoto-foto ria dan berbincang dengan beberapa wisatawan saya berlari ke pinggir lapangan untuk berteduh. Matahari siang pagi itu teriknya luar biasa. Saya duduk di saung bambu di bawah pohon di pinggir lapangan sambil menikmati aktivitas dan lanskap di hadapan. Menunggu ojek yang akan mengantarkan saya kembali ke atas Gunung Banyak.

Yeah, i did it well!
Sekitar 30 menit kemudian saya sudah sampai kembali di atas untuk mengambil tas dan sertifikat. Setelah berpamitan dengan tim paralayang dan makan mie di salah satu warung, saya pamit untuk berjalan-jalan di sekitar area paralayang ke arah Omah Kayu.

Bagi yang berminat untuk melakukan tandem paralayang bisa menghubungi :

Tim Ayo Kita Kemon
Mas Surya (0818337051)

dan bersiaplah untuk terbang!

Foto : Dokumentasi Pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar