Minggu, 13 September 2015

Explore Malang : Spooky Things at Taman Rekreasi Sengkaling

Pesawat mendarat dengan halus di Bandara Djuanda Surabaya, saya menyempatkan diri untuk mampir ke salah satu toko roti membeli beberapa buah roti untuk driver yang bertugas. Pagi itu saya dijemput oleh Pak Yoni, seorang asli Madura, driver kantor yang akan mengantarkan saya ke lokasi pernikahan kolega kantor. Mobil kami pun meluncur, terdengar di radio bahwa hari itu terjadi kemacetan parah di ruas-ruas jalan di Surabaya karena genangan air, maklum semalamam Surabaya dan sekitarnya diguyur hujan lebat. Jadi kami tidak melewati jalan tol Sidoarjo karena genangan airnya cukup tinggi, wah sayang sekali padahal saya ingin melihat secara langsung lokasi semburan lumpur Lapindo.

Perjalanan Surabaya-Malang adalah sekitar 3 jam, jika dihitung saya masih bisa mampir ke satu objek wisata sebelum datang ke resepsi pernikahan, hehe mumpung Pak Yoni bersedia mengantar. Setelah makan siang di salah satu warung makan Soto Surabaya, Pak Yoni mengantarkan saya ke Taman Rekreasi Sengkaling karena lokasinya sejalan dan searah. Saya pun di drop di pintu masuk salah satu taman rekreasi yang katanya menjadi salah satu favorit warga Malang.

Pintu masuk Taman Sengkaling
Taman Rekreasi Sengakaling (TRS) berlokasi di Jl. Raya Mulyoagung No. 188 Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Dulu kepemilikan taman rekreasi ini sempat berada di bawah perusahaan rokok Bentoel Group dan akhirnya dibuka untuk umum dan Maret 2015 diambil alih kepemilikannya oleh UMM (Universitas Muhammadiyah Malang). Harga tiket masuk sebesar Rp.15.000 dan akan mendapat potongan 50% jika membawa kartu member belanja Ramayana Group.

Mau kemana kita?
Konon, TRS ini sudah ada sejak tahun 1950, tua sekali yaa. Memang cukup terlihat dari beberapa spot cenderung spooky atau ah entahlah mungkin hanya perasaan saya saja. Tapi memang ketika saya eskplorasi lebih dalam hingga area belakang, banyak sekali area bermain yang cenderung tidak terawat dan dibiarkan begitu saja. Sebut saja seperti yang terlihat di gambar-gambar abandoned place. Kebetulan ketika saya datang lokasi sangat sepi, semakin menambah rasa ngeri dan cukup membuat bulu kuduk berdiri. Tapi terlihat jelas, sejak diambil alih oleh UMM sudah mulai banyak aktivitas renovasi yang saat itu sedang dilakukan, sepertinya memang TRS ini sedang direstorasi kembali dan ingin dijadikan primadona tempat wisata favorit seperti jaman dulu kala.

Spooky spot at Taman Sesat
Banyak atraksi yang tersedia di TRS misalnya taman labirin, kapal misteri, bioskop 4 dimensi, kiddy train, bumper car, play ground, sepeda air dan yang memang menjadi favorit adalah wahana kolam pemandian Tirta Alam, Tirta Sari dan Kolam Cumi-cumi. Saat ini juga sudah dibuka Sengkaling Food Festival yang menyajikan ragam makanan asli Kota Malang beserta oleh-olehnya.

Wahana Kapal Misteri
Tidak begitu tertarik untuk mencoba wahana-wahana, akhirnya saya pun hanya berkeliling sambil menkmati es krim yang cocok di cuaca yang siang itu sangat terik sekali. Saya sempat senang karena menemukan taman labirin berjudul Taman Sesat yang terletak tersembunyi di pojok area, tapi ketika saya mencoba untuk masuk, tiba-tiba muncul perasaan kurang enak ya sebut saja merinding disko di siang bolong, hahahaha. Mungkin karena sangat sepi dan area tanaman taman labirin yang tumbuh dengan liar dan tidak terawat. Akhirnya saya mundur teratur dan berjalan cepat menuju lokasi yang lebih ramai.

What do you think?
Saya beranjak ke arah kolam buatan untuk sekedar duduk manis di tempat duduk tepi kolam bermodel ayunan. Hmm, cukup menyenangkan duduk sambil melepas penat, di bawah pohon rindang sambil mengamati aktivitas wisatawan lokal yang tampat menikmati waktu mereka. Awan mendung pun tiba-tiba berarak datang, saya beranjak terburu-buru untuk pergi ke parkiran bertemu dengan Pak Yoni. Hmm, harapan saya semoga dengan diambil alihnya kepemilikan TRS, UMM bisa lebih memajukan tempat wisata legenda ini, mengubahnya menjadi lebih menarik dan tidak menyeramkan seperti ini, hehehe, aamiin.

Hujan deras pun turun seiring mobil kami melaju ke arah Kota Malang.

Foto : Dokumentasi Pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar