Sabtu, 26 Maret 2016

Surabaya - Semerbak Tembakau di House of Sampoerna

House of Sampoerna didirikan sekitar tahun 1862 dan awalnya merupakan bangunan panti asuhan putra yang dikelola oleh Pemerintah Belanda. Kemudian bangunan ini dibeli oleh Liem Seeng Tee pada tahun 1932 dan dijadikan tempat pertama produksi rokok Sampoerna. Kompleks museum ini terdiri atas 3 bangunan utama, bangunan yang paling besar dijadikan museum dan di belakangnya masih dijadikan tempat produksi rokok merek Dji Sam Soe. Sedangkan 2 bangunan yang berada di sayap kanan dan kiri pada jama dulu merupakan rumah keluarga, hal ini diyakini dengan rumah yang berlokasi di dekat pabrik, pihak keluarga dapat memantau berjalannya bisnis dengan lebih cermat. Saat ini bangunan sayap kiri dijadikan cafe dan galeri seni.

Museum House of Sampoerna
Saat memasuki pintu utama, penjaga pintu akan membukakan dengan siaga dan meminta pengunjung untuk memperlihatkan kartu identitas. Hal ini dikarenakan HoS merupakan museum mengenai rokok dan di belakang pun terdapat pabrik rokok, sedangkan rokok memang diperuntukkan bagi usia 18+ sehingga jika ada pengunjung di bawah umur wajib didampingi oleh orang tua. Semerbak harum tembakau dan cengkeh memadu ketika saya memasuki ruangan, ternyata memang di ruangan depan terdapat koleksi tembakau dan cengkeh kualitas 1 dari berbagai penjuru Indonesia yang dihamparkan begitu saja. Selain cengkeh dan tembakau, di ruangan pertama ini ada beberapa koleksi piala, kebaya, sepeda tua milik keluarga Sampoerna. Sepeda tua ini mempunyai nilai historis tinggi karena menjadi saksi bisu perjuangan Liem Seng Tee yang memulai hidup mandiri dan bekerja keras sejak kecil.

Cengkeh dari berbagai wilayah di Indonesia dan sepeda tua
Koleksi kebaya keluarga Sampoerna
Di ruangan berikutnya banyak koleksi foto-foto direksi dan sejarah Sampoerna dari masa ke masa dan yang menarik bagi saya adalah koleksi pemantik api dari berbagai negara, cukup unik. Museum ini memang terbagi menjadi beberapa ruangan yang menampilkan berbagai koleksi yang berhubungan dengan rokok, mulai dari iklan, produk-produk rokok jaman dulu, sampai mesin cetak bungkus rokok dan alat takar untuk laboratorium.

Logo Sampoerna menyambut di ruangan pertama

Foto-foto sejarah mengenai Sampoerna
Warung kelontong dan motor antik
Mesin cetak bungkus rokok
Salah satu koleksi yang menarik perhatian saya adalah koleksi peralatan marching band yang sangat komplit. Ternyata peralatan ini milik tim marching band binaan Sampoerna yang memiliki prestasi tingkat international. Dalam beberapa arsip dijelaskan bahwa tim ini mewakili Indonesia pada Tournament of Roses Pasadena, California, Amerika Serikat pada tahun 1990 dan 1991, wah hebat sekali. Total pemain yang ikut serta adalah sejumlah 234 (Dji Sam Soe) pekerja pabrik termasuk para wanita pelinting rokok, pastinya sangat membanggakan sekali ya bagi mereka.

Peralatan marching band Sampoerna
Di tangga menuju ke lantai 2 terdapat wallpaper yang unik yaitu berbagai iklan rokok Sampoerna pada jaman dulu. Di lantai 2 terdapat galeri souvenir yang dapat dibeli oleh pengunjung. Jika datang pada hari Senin-Sabtu, pengunjung juga dapat melihat langsung melalui kaca besar, kondisi pabrik linting rokok Dji Sam Soe yang terletak di belakang museum. Lebih dari 3000 orang bekerja di pabrik ini dan rata-rata adalah wanita pelinting rokok, ya melinting langsung menggunakan tangan. Kecepatan kerja wanita-wanita perkasa ini adalah 325 batang rokok per jam. Sayang sekali saya datang di hari Minggu dan tidak dapat melihat bagaimana kesibukan pabrik ini.

Iklan rokok di dinding
House of Sampoerna pun mengakhiri perjalanan saya di Surabaya. Walaupun saya tidak suka rokok pun tidak merokok, tapi tidak ada salahnya mengetahui sejarah salah satu perusahaan rokok terbesar dan memiliki sejarah panjang di Indonesia. 

Foto :
Dokumentasi Pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar