Senin, 20 Juli 2015

Trip 3 Negara - Jakarta - Kuala Lumpur

Pagi-pagi sekali saya sudah bersiap berangkat dari Bogor menuju Bandara Soekarno Hatta, setelah malam sebelumnya saya memesan ojek langganan untuk menjemput dirumah. Pukul 3.45 bapak ojek sudah stand by di depan rumah untuk mengantar saya ke pool Bus Damri di Baranang Siang. Setelah mengeluarkan uang Rp. 30.000 untuk jasa ojek, saya bergegas mencari bus yang akan berangkat, pagi itu ternyata bus cukup ramai.

Sang pengantar
Saya duduk di kursi dekat jendela dan tidak beberapa lama bus pun melaju. Jalanan masih sangat sepi dan gelap, sang kondektur pun menghampiri kemudian memberikan tiket seharga Rp. 55.000. Setelah sempat tertidur sebentar, pukul 5 kurang saya sudah sampai di Terminal 3, waaah ternyata cepat sekali sampainya. Tapi tidak masalah karena lebih cepat lebih baik daripada harus terjebak macet di jalanan dan mepet ke jam flight, maklum saja masih hari kerja.

Si Kakak sudah menunggu di terminal 3, setelah berjumpa kami meluncur ke counter check in. Untuk maskapai Air Asia, di terminal 3 harus melakukan check in mandiri di mesin check in yang ada di dekat counter, jadi kita perlu ke counter hanya jika kita memiliki bagasi. Jika tidak membeli bagasi cukup check in melalui mesin saja. Di mesin check in kita diharuskan memasukan kode booking, kemudian scan paspor. Jika tiket yang dibeli lebih dari 1 orang maka seluruh paspor harus ikut di scan. Di akhir kita akan diberikan boarding pass dan luggage sticker, jika membeli bagasi kita tetap memproses melalui counter bagasi dengan menyerahkan luggage sticker tersebut. Karena tiket saya belum termasuk bagasi dan airport tax, jadi harus membayar biaya bagasi sebesar Rp. 125.000 dan airport tax Rp.150.000.


Selfie terus selfie
Jadwal boarding masih cukup lama, jadi kami masih bisa bersantai. Terminal 3 Bandara Soetta ini cukup besar, cenderung sepi, sangat bersih dan rapi. Tidak terlalu padat seperti di terminal lainnya. Kami sempat berfoto-foto, jajan Roti O dan nongkrong sebentar di Starbucks dekat gate di lantai 2. Mendekati waktu boarding kami pun bergegas menuju gate. Pagi itu alhamdulillah cukup cerah, mudah-mudahan penerbangan pertama kami lancar. Selama di pesawat saya memanfaatkan waktu untuk tidur, hehehe lumayan untuk isi energi. Kurang lebih 2 jam perjalanan, akhirnya kami tiba di KLIA 2 dengan landing yang amat sangat kasar, hahahaha ini adalah landing terkasar yang pernah saya alami selama beberapa kali naik pesawat. Badan sampai terguncang hebat, detak jantung? Oh jangan ditanya bagaimana kagetnya, hehehe. Tapi alhamdulillah semua berjalan baik. 

Hey, Nanda selamat datang di Malaysia!

Waktu di Kuala Lumpur 1 jam lebih cepat dibandingkan Jakarta, jadi harus segera menyesuaikan jam tangan, untuk handphone dapat diatur otomatis mengikuti zona waktu. Siang itu terminal kedatangan tidak begitu ramai, kami bergegas menuju counter imigrasi. Di dekat counter imigrasi terdapat counter operator seluler MAXIS, kebetulan karena hanya 1 hari di Kuala Lumpur saya tidak beli, jadi data connection saya matikan dan hanya mengandalkan sinyal wifi jika ada. Sayangnya sinyal wifi di KLIA 2 ini tidak bisa digunakan, entah mengapa sangat sulit untuk connected. Siap-siap jadi fakir wifi selama di Kuala Lumpur nih, hehehe.


Konter Imigrasi
Ah, ini pengalaman pertama saya antri imigrasi di luar negeri, cukup nervous khawatir ditanya macam-macam. Ternyata so simple, petugas imigrasi hanya menanyakan berapa lama saya di Malaysia, itu pun menggunakan Bahasa Indonesia, kemudian paspor saya di cap dan voila saya siap berpetualang hari ini, Keluar dari counter imigrasi saya melihat papan peringatan dilarang membawa berbagai jenis mangga ke Malaysia. Hmmm ada apa ya dengan mangga?

Jalan keluar dari KLIA 2 ini berupa mall dengan toko-toko duty free yang berjajar rapi. Ikuti saja petunjuk jalan untuk menemukan pintu keluar ataupun mencari tranportasi, petunjuk jalan sangat jelas sehingga memudahkan bagi orang yang pertama kali datang kesini. Sebelum pergi kami menyempatkan diri untuk mengisi perut, ah pantas saja lapar ternyata sudah waktunya makan siang. Kami mampir di tempat makan bernama Curry House yang berisi masakan ala india. Curry House ini semacam food court dengan pilihan menu yang sangat beragam dan disajikan ala warteg hehehe, kita tinggal tunjuk saja mau makan yang mana nanti pegawai di balik etalase akan menyajikannya. 

Saya sempat bingung memilih makanan, karena sangat banyaaaaak dan saya tidak tahu itu makanan apa. Pilihan nasinya ada 2 yaitu nasi biasa dan nasi briyani. Akhirnya saya memilih nasi putih, ikan bumbu kuning dan acar, biasa saja karena khawatir tidak suka dengan rasanya hehehe. Di ujung etalase ada petugas yang siap sedia menghitung harga makanan yang kita pesan dan menanyakan mau minum apa, saya pun memilih air mineral saja. Kemudian petugas itu menyerahkan kartu yang harus saya bawa ke kasir untuk membayar makanan, mengambil minuman dan sendok garpu. Pemesanan sudah menggunakan sistem komputer yang terhubung dari tempat makanan, minuman dan kasir jadi tidak perlu khawatir tertukar. Harga yang harus saya bayarkan di kasir adalah 10,80 MYR. 

Saya sempat lupa kalau sudah di luar negeri jadi ketika memesan makanan saya sempat menggunakan Bahasa Indonesia, hahahaha bodohnya. Makanannya sangat berwarna sekali, sangat menggugah selera tetapi sayang rasanya cenderung hambar, lidah Indonesia saya mungkin masih kaget hehehe. Porsi nasi yang diberikan sangat banyak dan pegawainya tidak ada yang ramah, cenderung menyeramkan malah. Mungkin ini salah satu culture shocked yang pertama kali saya alami disini, hehehe.

Setelah kenyang, kami beranjak menuju hotel. Di pintu keluar bandara KLIA 2 ada beberapa pilihan transportasi menuju kota. Kali ini kami memutuskan untuk menggunakan taxi, jenis taxi di Malaysia ini ada dua yaitu taxi bermeter dan taxi kupon, jadi bisa memilih untuk menggunakan taxi yang mana, counter nya pun terpisah namun berjajar dalam satu area. Taxi bermeter tentunya harga yang harus dibayarkan adalah sesuai dengan kilometer yang dilalui berdasarkan argometer sedangkan taxi kupon membayar taxi dengan harga pas sesuai dengan yang tertera di kupon taxi. Jika memesan taxi melalui counter kita diharuskan membayar 2 MYR sebagai biaya jasa atas pemesanan taxi. Jadi petugas counter akan memesankan taxi, kita tinggal menunggu saja dipanggilkan. Memesan taxi di counter ini sebetulnya untuk menghindari harga borongan, jadi memang lebih baik membayar 2 MYR tetapi tidak tertipu. Kami memesan taxi bermeter, sejauh ini saya belum sempat membandingkan perbedaan biaya yang dikeluarkan jika menggunakan kedua jenis taxi tersebut, mungkin lain kali saya bisa coba taxi kupon, hehehe.

Taxi yang akan mengantarkan kami adalah taxi SPAD dengan jenis mobil Toyota Avanza berwarna biru dan di sisi pintu taxi tertempel sticker nama pengemudi. KLIA 2 ternyata cukup jauh dari pusat kota, perjalanan  ditempuh selama kurang lebih 45 menit hingga 1 jam. Sepanjang jalan kita akan disuguhkan oleh hamparan perkebunan sawit, kompleks suburban dan perumahan, kemudian melewati Stadium Bukit Jalil yang sering dijadikan tempat konser.

Kami pun sampai di penginapan pertama kami yaitu Novotel KLCC. Argo di taxi menunjukan angka sekitar 140 MYR, sang driver pun menawarkan diri untuk menjemput di esok hari yang diiyakan langsung oleh si kakak. Flight kami di esok hari adalah pukul 12.10, sang driver yang bernama Pak Syaeful dengan mantap berjanji menjemput kami pukul 9.30. Hmm, kemungkinan besar masih cukup waktunya sebelum flight. Setelah Pak Syaeful memberikan nomor kontaknya, kami pun melenggang untuk check in dan mendapat kamar 909. Setelah beristirahat sejenak, kami pun siap mengeksplore KLCC dan sekitarnya.

Foto :
Dokumentasi pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar