Motor melaju menuju kawasan Coban Rondo, sang pemuda bertanya dimanakah saya akan turun. Saya sampaikan bahwa saya ingin ke air terjun kemudian tak lama motor pun menepi. Pemuda itu bilang sudah sampai, saya agak bingung karena tidak terlihat ada tanda-tanda air terjun. Ia pun menunjuk ke salah satu arah, katanya "jalan ke sana saja mba, tidak jauh". Saya memberikan selembar uang dan mengucapkan terima kasih karena telah bersedia mengantarkan.
![]() |
Hmm, sepertinya saya tersesat |
Kaki saya melangkah ke arah hutan, rasanya agak aneh karena tidak ada petunjuk jalan menuju air terjun dan lokasinya lumayan sepi. Beruntung di depan tampak seorang ibu sedang mengarit rumput, saya berhenti dan bertanya. Beliau tersenyum, katanya saya salah arah karena kawasan hutan ini adalah area perkemahan sedangkan Coban Rondo yang saya ingin datangi jauhnya masih sekitar 4 km lagi ke arah berlawanan. Hmm, baiklah. Ibu itu menyarankan saya naik ojek lagi di warung-warung depan perkemahan.
Rintik-rintik hujan mulai turun membasahi Batu setelah diterpa mentari yang sangat terik, tangan saya serta merta mengembangkan payung. Setelah menemukan warung dan beberapa orang yang sepertinya jasa ojek, saya mengurungkan niat ke air terjun dan memilih berjalan ke arah saya tadi datang menggunakan motor. Sepertinya saya melewatkan sesuatu.
Sekitar 10 menit berjalan kaki saya menemukan kawasan Labirin Coban Rondo yang konon sedang hits di dunia Instagram. Selain taman labirin, di kawasan ini juga terdapat area outbond, sepeda gunung, rumah anggrek, wisata memberi makan hewan dan wisata berkuda. Membayar Rp.10.000 saya pun mulai menjajal taman labirin, walaupun sendirian tapi saya menikmatinya, yaaa anggap saja sedang berlari-larian seperti Thomas dan Minho berkejaran dengan Bulb di film Maze Runner. Tiba-tiba hujan deras pun turun, hahaha Maze Runner gagal!
![]() |
Awas ada Bulb! |
Hujan deras tidak serta merta mengurungkan niat saya menyelesaikan maze demi maze demi menemukan pintu keluar. Setelah 3x berkeliling, saya mulai hafal pola maze dan target berikutnya adalah menemukan air mancur di tengah labirin. Lelah berputar-putar terus, akhirnya saya menyerah hahaha tidak berhasil menemukan air mancur. Hujan semakin deras tidak tertahan membuat saya keluar dari labirin dan mampir untuk naik ke menara pandang. Dari menara ini akan terlihat dengan jelas seperti apa pola maze dan terlihat air mancur berada di pusat labirin.
![]() |
Labirin Coban Rondo |
Hujan mereda, saya tetap penasaran dengan air terjun Coban Rondo. Sudah jauh-jauh datang kesini sayang sekali kalau tidak mampir. Saya menghampiri tukang parkir dan menanyakan apakah ada yang bisa mengantarkan saya ke air tejun, beliau pun memanggil temannya yang alhamdulillah bersedia mengantarkan. Motor pun kembali meluncur dan tiba-tiba di tengah perjalanan, hujan turun kembali dan kali ini sangat lebat. Lokasi air terjun ternyata lumayan jauh dan harus melewati hutan, kami tidak bisa menepi karena tidak ada tempat berteduh. Baju kami sudah basah kuyup, saya sempat panik karena tidak bawa baju ganti sedangkan baru bisa berganti baju nanti malam di penginapan. Saya berdoa semoga tidak sampai masuk angin dan baju bisa segera kering di badan, hehehe.
![]() |
Ramainya Coban Rondo |
Bapak ojek meminta maaf karena saya basah kuyup, saya hanya tertawa mengiyakan dan meminta maaf juga karena beliau pun nyatanya lebih basah daripada saya karena menerjang hujan di depan. Kami pun sampai di lokasi air terjun Coban Rondo yang siang itu sangat ramai oleh pengunjung. Tampak parkiran dipadati oleh mobil-mobil pribadi dan bus-bus wisata. Hujan belum kunjung reda, sang bapak mengajak saya untuk berteduh di pos informasi, lumayan ada bangku empuk hehehe. Kami pun sempat berbincang-bincang sambil menunggu hujan mereda. Hujan pun berhenti. Saya dengan semangat 45 mohon ijin untuk melihat Coban Rondo, bapak ojek pun bersedia untuk menunggu untuk mengantarkan saya pulang.
![]() |
Coban Rondo yang melegenda |
Coban Rondo yang memiliki ketinggian 84 meter ini dikelilingi oleh tebing-tebing cadas nan tinggi. Saat saya datang, debit airnya luar biasa sangat deras, maklum sehabis hujan lebat. Dari kejauhan saja saya sudah bisa merasakan cipratan airnya ke tubuh, dingin. Di beberapa lokasi terdapat papan peringatan agar pengunjung berhati-hati. Bahkan terdapat peringatan untuk tidak mendekati air terjun selama musim penghujan.
![]() |
Peringatan |
Coban dalam bahasa Jawa berarti air terjun dan Rondo berarti Janda, air terjun ini memang memiliki kisah legenda mengenai Dewi Anjarwati yang menjadi seorang janda di usia pernikahannya yang baru menginjak 36 hari. Konon, batu besar di bawah air terjun merupakan tempat duduk sang putri yang merenungi nasibnya.
![]() |
Papan Legenda Coban Rondo |
Puas menikmati Coban Rondo dari kejauhan, saya kembali ke pos dan menemui bapak ojek yang masih setia menunggu. Saya minta diantarkan ke kota untuk melanjutkan perjalanan naik kendaraan umum menuju Taman Selecta. Setelah memberikan beberapa lembar uang, beliau membantu saya memberhentikan bis yang selanjutnya akan membawa saya ke arah kota. Terima kasih bapak sudah bersedia menemani dan berbasah kuyup dengan saya :)
Hari itu saya belajar lagi, masih banyak orang-orang baik di sekitar kita yang bersedia membantu ketika kita kesulitan, bahkan yang belum pernah kita kenal sebelumnya.
Foto : Dokumentasi Pribadi