Kali ini saya akan bercerita mengenai pengalaman tebeng-menebeng. Sejak Desember 2012 saya bergabung dalam satu komunitas berbagi bangku kosong, sebuah komunitas luar biasa yang menjadikan kegiatan tebeng-menebeng sebagai lifestyle yang seru dan menyenangkan, yaitu @nebengers.
Di tahun ini @nebengers berulang tahun yang kedua, komunitasnya semakin besar dan mudah-mudahan bisa semakin menginspirasi. Di usianya yang kedua ini @nebengers membuat buku mengenai pengalaman-pengalaman unik dari para anggotanya ketika tebeng menebeng. Semuanya tertuang di buku yang berjudul #CeritaNebeng, kebetulan sudah banyak dijual di toko buku, ayo pada beli, hehehe..
Di tahun ini @nebengers berulang tahun yang kedua, komunitasnya semakin besar dan mudah-mudahan bisa semakin menginspirasi. Di usianya yang kedua ini @nebengers membuat buku mengenai pengalaman-pengalaman unik dari para anggotanya ketika tebeng menebeng. Semuanya tertuang di buku yang berjudul #CeritaNebeng, kebetulan sudah banyak dijual di toko buku, ayo pada beli, hehehe..
Kontributornya tentu aja para anggotanya yang luar biasa, termasuk saya, hehehe, Berikut #CeritaNebeng dari saya, silakan disimak.
===========================================================
Mencari Jalan Pulang
Di pagi yang mendung saya
melangkahkan kaki keluar rumah untuk pergi ke kantor di daerah sunter Jakarta
Utara. Biasanya saya pulang pergi dengan menggunakan bis umum dari terminal bis
Baranang Siang Bogor. Tapi tak biasa kali ini saya mencoba moda transportasi lain,
yaitu commuterline. Seperti halnya rekan kerja yang biasa menggunakan
commuterline dan dapat mempersingkat waktu perjalanan menuju kantor. Saya pun
penasaran untuk menggunakan commuterline. Maklum saja perjalanan menggunakan
bis melalui tol bisa menghabiskan waktu 2 hingga 2,5 jam karena sangat macet. Anggap
saja pada hari itu saya trial agar bisa mengambil pertimbangan moda transportasi
apa yang terbaik yang bisa saya gunakan pulang pergi Jakarta-Bogor.
Setelah bertanya dengan rekan
kerja mengenai informasi dimana saya harus turun dan angkutan apa yang harus
saya tumpangi setelah naik commuterline, saya pun berangkat dengan mantap. Ini
kali pertamanya saya berangkat ke kantor Sunter menggunakan commuterline. Sekitar
satu jam sampailah saya di stasiun Cawang dan tiba-tiba hujan turun dengan
derasnya, hampir seluruh badan saya basah walaupun sudah pakai payung.
Sebetulnya sempat agak ragu dan terpikir apakah harus melanjutkan perjalanan ke
kantor, menunggu hujan reda atau kembali pulang. Karena perasaan saya kurang
enak dengan hujan yang turun kali ini. Sangat deras.
Dari Stasiun Cawang saya harus
melanjutkan perjalanan dengan bis kecil ataupun omprengan menuju Sunter.
Sebetulnya saya kurang tahu bis atau omprengan menuju sunter mudah ditemui atau
tidak. Tapi yang jelas pagi itu rasanya sulit sekali mendapatkan keduanya.
Sejam sudah saya menunggu dan hujan pun tak kunjung berhenti bahkan malah
bertambah deras.
Disaat menunggu bis, saya pun
mendapat kabar dari rekan kerja bahwa sebaiknya tak perlu melanjutkan
perjalanan ke kantor karena hujan sangat deras dan kawasan kantor berpotensi
banjir. Saat itu sebetulnya kawasan kantor baru tergenang saja dan masih dapat
dilewati kendaraan bermotor. Walaupun ragu untuk melanjutkan, tapi saya
berpikir sudah sampai sejauh ini tanggung sekali kalau pulang. Akhirnya setelah
menunggu lama dan berebut dengan penumpang lain, saya naik bis kecil untuk
melanjutkan perjalanan dari Cawang menuju Sunter.
Bis yang saya tumpangi sangat
penuh dan berdesakan, saya pun berdiri di dekat pintu keluar. Kondisi di dalam
bis sangat pengap. Sampai tak berapa lama bis melaju, tiba-tiba bis berhenti.
Sepertinya macet total akibat hujan yang sangat deras, tetapi ketika saya
melihat ke arah luar, ternyata jalanan sudah tergenangi air hingga selutut
orang dewasa. Ternyata sudah banjir. Saya pun mendapat informasi dari rekan
kerja bahwa hari itu kantor mendadak diliburkan karena kawasan kantor sudah
tidak dapat dilalui karena kondisi banjir yang cukup tinggi.
Wah, saya pun bingung mau ke kantor
tidak bisa pulang pun tidak bisa karena terjebak di dalam bis yang berhenti.
Turun bis pun sulit dengan kondisi jalan yang tergenang seperti itu. Saya hanya
bisa pasrah sampai saya menemukan lokasi untuk turun dan mencari transportasi
untuk pulang.
Singkat cerita dua jam sudah
perjalanan saya lalui dari cawang hingga masuk tol wiyoto wiyono. Bis tidak
bisa turun ke jalan non tol karena banjir. Alhasil saya hanya bisa diam di bis
dan tidak bisa turun, padahal bis yang saya tumpangi sudah masuk kawasan sunter.
Bahkan gedung kantor pun terlihat dari balik jendela bis. T.T
Dalam keadaan seperti itu saya
menceritakan kondisi melalui group whatsapp nebengers #teambogor. Dengan baik
hati mereka memberikan solusi-solusi agar saya bisa pulang. Tak terasa sudah sampai di daerah
Plumpang, beberapa orang nekat turun dari bis dan menerobos jalanan non tol
yang digenangi air. Saya pun ikut turun karena berpikir siapa tahu ada jalan
untuk pulang dari daerah Plumpang. DI tengah hujan yang masih deras saya pun
terdiam di sisi tol, bingung mau ke arah mana. Sejujurnya saya tidak tahu jalan
dan orang-orang yang turun dari bis bersama saya semua tampak tergesa-gesa.
Namun ada 2 orang yang sepertinya sama-sama kebingungan seperti saya, tak ragu
saya pun menghampiri mereka dan bertanya menuju manakah mereka.
3 orang kebingungan berdiri di
pinggir tol di tengah hujan deras, haha itulah kami. Ternyata 2 orang itu pun
sedang mencari jalan pulang, kebetulan mereka pulang ke arah Depok. Waah kebetulan sekali setidaknya masih searah
dengan rumah saya di Bogor. Kami pun mengobrol dan berdiskusi bagaimana caranya
bisa pulang dengan kondisi terjebak seperti itu.
Di tengah hujan, tiba-tiba sebuah
mobil berhenti menghampiri kami. Pemilki mobil seorang ibu membuka kaca jendela
dan mengajak kami untuk masuk. Sebut saja Ibu Rika, beliau bertanya kemana arah
yang kami tuju. Kami ke arah selatan sedangkan ibu Rika ke arah Utara. Walaupun
berbeda arah Ibu Rika tetap mengajak kami ikut ke dalam mobilnya, setidaknya
untuk berteduh sejenak karena hujan masih sangat deras.
Dalam kondisi seperti itu kami
pun tidak ragu untuk masuk, dengan baik hati ibu Rika mengajak kami berbincang
dan menawarkan cemilan untuk mengisi perut. Baik sekali beliau ini, padahal
kami tidak saling mengenal. Padahal bisa saja salah satu di antara kami
bertindak criminal. Saya pun bertanya pada IBu Rika kenapa beliau mau mengajak
kami padahal tidak kenal sama sekali. Beliau bilang berpikir saja positif, niat
baik pasti berbalas. Beliau juga katanya tidak tega melihat kami berdiri di
tengah hujan di pinggir tol. Murah hati sekali. Kami pun sangat berterima kasih
kepada Ibu Rika.
Kami pun saling bercerita sambil mobil melaju ke arah utara. Tak berapa
lama mobil terhenti karena jalanan di depan yang agak menurun sudah tergenang air
dan tidak bisa dilewati oleh mobil. Mobil ibu Rika pun menepi, kami semua pun
bingung dan hanya bisa pasrah menunggu air di depan surut. Di saat sedang berbincang mobil
yang posisinya tepat di depan kami dengan tiba-tiba membanting stir ke kanan, tak
disangka mobil kami melintas pembatas jalan (kebetulan pendek) dan putar balik
ke arah selatan. Ibu Rika yang tahu kami pulang ke arah selatan langsung
mengklakson mobil di depan dan berteriak untuk bertanya akan ke arah manakah
mobil itu. Ibu Rika menyarankan kami untuk ikut mobil tersebut siapa tahu bisa
menumpang sampai daerah terdekat.
Ternyata mobil itu menuju arah
selatan tepatnya di Taman Mini, sebut saja Bapak Sungko pemilik mobil tersebut.
Kami pun tidak ragu untuk bertanya apakah Pak Sungko bersedia menebengi kami
yang kebetulan membutuhkan tumpangan ke arah selatan. Walaupun pada awalnya
agak ragu pada akhirnya Pak Sungko bersedia. Setelah mengucapkan terima kasih
atas kebaikan hati Ibu Rika kami bertiga pun melaju ke arah selatan dengan
menumpang mobil Pak Sungko. Setidaknya sampai taman mini pun
sudah syukur Alhamdulillah, saya bisa melanjutkan perjalanan ke Bogor dari sana
menggunakan bis atau taxi. Di tengah perjalanan ponsel saya berdering, ternyara
telepon dari salah satu rekan nebengers #teambogor. Dia menanyakan keadaan saya
dan bilang bahwa saat dia dan 2 orang #teambogor sedang berada di kawasan rest
area cibubur dan bisa menebengi saya sampai Bogor. Alhamdulillahirabilalamin betul-betul
rejeki untuk saya sepertinya. Kami berjodoh!^^
Tak lama mobil Pak Sungko pun
sampai di rest area taman mini, kami bertiga turun dan mengucapkan banyak
terima kasih kepada Pak Sungko yang bersedia memberikan tumpangan kepada kami.
Dari rest area taman mini saya melanjutkan perjalanan ke rest area Cibubur
menggunakan taxi sedangkan 2 orang yang tadi ikut dengan saya kebetulan sudah
mendapatkan tumpangan lain ke arah depok. Alhamdulillah.
Sampai di rest area Cibubur saya
pun akhirnya berjumpa dengan 3 orang #teamBogor dan rasanya sanga senang
sekali. Betul-betul kebetulan yang tidak terduga. Alhamdulillah pada hari itu saya
bisa pulang sampai rumah dengan selamat, tentunya karena kebaikan orang-orang
yang saya temui hari itu. Ibu Rika, Bapak Sungko dan #TeamBogor. Baik yang
sudah kenal, bahkan dengan yang belum pernah kenal sama sekali.
Percaya saja masih banyak orang
baik di dunia ini. Setidaknya kalau kita masing-masing percaya seperti itu maka
akan semakin banyak orang baik di dunia ini. Semoga kebaikan orang-orang yang
saya temui dibalas oleh Tuhan. Aamiin.
Note :
Saat ini saya sudah jarang
menggunakan bis maupun commuterline untuk pulang pergi ke kantor. Teman kantor
ada yang bersedia memberikan tumpangan pulang pergi, tidak hanya saya saja
tetapi juga beberapa orang lain yang membutuhkan transportasi ke kantor. Kami hampir
setiap hari berangkat dan pulang bersama. Satu mobil kalau penuh bisa 8 orang
dengan share cost bensin dan tol. Saling melengkapi, saling membutuhkan, saling
membantu dan tentunya saling menjaga karena dengan pulang dan pergi bersama kami
merasa lebih aman dan nyaman. Alhamdulillah^^
Terima kasih @nebengers telah
memperkenalkan saya dengan sekumpulan besar orang-orang baik dan terima kasih pula
telah mensosialisasikan kegiatan berbagi dengan cara yang sangat-sangat
menyenangkan ^^
Keep inspiring Bengs!
========================================================================
Demikian #CeritaNebeng dari saya, mudah-mudahan bisa menginspirasi teman-teman untuk berbuat banyak untuk kondisi transportasi kita agar lebih baik lagi. Dimulai dari hal kecil, yaitu berbagi kursi kosong.
Salam nebeng!!
Salam nebeng!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar