Kamis, 22 Mei 2014

The Raid 2 : Berandal [2014]


The Raid 2 : Berandal
2014
Director : Gareth Evans
Writers : Gareth Evans
Stars : Iko Uwais, Yayan Ruhiyan, Arifin Putra
Genres : Action, Crime, Thriller
Runtime : 150 min
IMDb Rating : 8,1/10

"It's Not Over Yet"

Film kedua ini masih bercerita tentang Rama (Iko Uwais) yang kali ini demi keselamatan keluarganya harus rela masuk kembali ke dunia kriminal dan terlibat sebuah operasi penyamaran untuk menjadi sahabat Uco (Arifin Putra), anak seorang bos mafia. Sayangnya Rama pun terjebak dalam penyamaran tersebut dan harus bertahan hingga mau tidak mau harus menghabisi seluruh musuh di hadapannya. Konon, cerita dari film kedua ini diambil dari 30 menit terakhir film The Raid pertama. Walaupun begitu, sayangnya saya masih kurang paham maksudnya.

Film ini juga dibintangi oleh begitu banyak aktor/aktris kawakan Indonesia, sebut aja Oka Antara, Tio Pakusadewo, Cok Simbara, Epy Kusnandar, Roy Marten, Marsha Timothy, dan Pong Hardjatmo. Selain menantikan adegan-adegan fighting beberapa pemain di film ini, saya menantikan akting dari salah satu pemainnya yaitu Arifin Putra. Di film ini, Arifin berperan sebagai sosok antagonis, peran yang menurut saya sangat melekat pada sosok Arifin selepas perannta dalam film Rumah Dara. Arifin memerankan Uco seorang anak bos mafia yang selalu dibayang-banyangi ketenaran ayahnya, lalu Uco haus akan kekuasaan yang pada akhirnya menghancurkan dirinya sendiri.

Arifin Putra sebagai Uco
Dalam film ini ada 2 karakter baru yang cukup menarik perhatian penonton yaitu duo maut Hammer Girl dan Baseball Bat Man, dua orang kakak-beradik yang menjadi pembunuh bayaran setelah mengalami masa lalu yang kelam. Hammer Girl (Julie Estelle) merupakan seorang pembunuh bayaran tunarungu yang punya senjata andalan berupa palu cakar (hammer). Konon, pada masa kecilnya Hammer Girl ini sering kali disiksa oleh ayahnya. Bersama dengan adiknya Baseball Bat Man, mereka meninggalkan keluarga mereka yang berantakan untuk mencari penghidupan yang lebih layak dan menjadi pembunuh bayaran. Sebetulnya cerita backgorund dari Hammer Girl dan Baseball Bat Man ini sangat menarik, sayang sama sekali tidak diangkat dan diselipkan di alur cerita.

Si cantik Hammer Girl
Sedangkan Baseball Bat Man (Very Tri Yulisman) punya senjata andalan berupa pukulan baseball. Sayangnya kedua karakter ini harus mati dengan senjata andalannya masing-masing. 

Baseball batman
Saya cukup menikmati 2,5 jam film ini, hanya saja yang membuat agak bingung pada film ini terlalu banyak karakter baru yang muncul dengan ritme alur cerita yang sangat cepat. Jadi jika penonton bengong sedikit maka akan kebingungan mengenai karakter yang muncul. Salah satunya karakter yang diperankan oleh Yayan Ruhiyan yang di film terdahulu memerankan tokoh villain yang tersohor, Mad Dog. Kali ini Yayan berperan sebagai karakter baru, yaitu Prakoso anak buah bos mafia. Prakoso ditampilkan sebagai kakek pembunuh dengan rambut gondrong yang acak-acakan. Penampilan yang sebetulnya sih tidak jauh beda dengan karakter Mad Dog, membuat saya sempat bingung dan berpikir bahwa mereka adalah orang yang sama. Padahal di film pertama Mad Dog sudah tewas.

Lalu untuk adegan “salju” memang sangat janggal, mengutip sang sutradara bahwa efek salju dibuat hanya untuk mendramatisir adegan, karena salju dipadukan dengan darah itu punya efek latar yang sangat cantik. Betul, memang jadinya adegan terlihat lebih dramatis dan menjadi sebuah scene fighting yang sangat cantik. Namun sayang jadi terlihat ketidakkonsistenan pada latar tempat. Apakah di Jakarta ada salju? Jika memang latar bukan di Jakarta seharusnya komponen-komponen yang terlihat begitu men-Jakarta dihilangkan, misalnya mobil-mobil palt B dan wall sign salah satu mall.

Selain punya koreografi fighting yang sangat luar biasa, film ini juga punya pengambilan gambar yang sangat baik. Pengambilan scene dengan sudut-sudut gambarnya sangat cantik. Untuk adegan-adegan kekerasan yang terlalu sadis sebetulnya cukup dapat dimaklumi karena memang film ini ditujukan buat orang dewasa. Di beberapa bioskop pun ada yang wajib menunjukkan KTP ketika membeli tiket.

Overall rating versi saya untuk film ini :
8,3 /10

Sabtu, 03 Mei 2014

Trip Dadakan (Part 2) - Mercusuar Cikoneng

Pagi di hari terakhir kami pun bangun lebih awal untuk bersiap pulang. Setelah sarapan mie (tetap dengan menu siap saji), kami pun bergegas pergi sebelum hari siang. Di jalan tidak jauh dari tempat kami menginap terlihat bangunan tinggi berupa mercusuar. Tidak direncanakan sebelumnya, kam pun tertarik dan mobil berbelok masuk ke kawasan Mercusuar Cikoneng.


Megahnya Cikoneng
Mercusuar Cikoneng terletak tepat di tepi Pantai Anyer. Setelah membayar uang Rp. 10.000 per orang kepada penjaga, kami pun masuk. Ruangan lantai satu berbentuk lingkaran dengan satu ruangan kecil yang terletak tepat di tengah bangunan. Sempat berbincang dengan penjaga mercusuar yang ternyata warga Tanjung Priuk Jakarta, kami sempat dijelaskan mengenai sejarah mercusuar ini.


Identitas Mercusuar Cikoneng
Bangunan setinggi 18 lantai ini merupakan titik nol dari Jalan Anyer-Panarukan yang termahsyur itu, konon merupakan jalan raya pertama di Pulau Jawa yang menghubungkan ujung Barat Pulau Jawa (Banten) dan ujung Timur Pulau Jawa (Panarukan). Sebetulnya di titik yang sama sudah ada mercusuar sebelumnya, sayangnya harus hancur saat letusan Gunung Anak Krakatau pada tahun 1883.


Hadiah dari Z. M Willem III
Mercusuar Cikoneng ini merupakan hadiah dari Raja Belanda Z.M Willem III untuk menggantikan menara suar yang terdahulu. Menara suar ini pastinya berfungsi sebagai pemandu navigasi kapal laut yang berlayar di sekitar pantai Jawa Barat. Nah, ruangan kecil yang terletak di tengah ini merupakan ruang tahanan untuk para pekerja jalan Anyer-Panarukan yang membelot. Ruangannya sempit dan gelap, hanya mendapat cahaya dari atap menara jika pintunya ditutup.


Ruangan di tengah mercusuar
Puncak mercusuar terlihat dari dalam ruang tahanan
Setelah menyiapkan tenaga, kami pun beranjak naik menggunakan tangga melingkar di sisi kiri menara. 18 lantai tampaknya cukup menguras tenaga kami, di tengah jalan kami sempat berpapasan dan menyapa beberapa wisatawan yang sudah selesai menikmati pemandangan di ujung menara. Di setiap lantai dan setiap tangga menara ini dilengkapi dengan jendela, jadi kami dapat melihat pemandangan dari dalam yang mana semakin tinggi semakin indah untuk dilihat. Kami jadi semakin penasaran seperti apa suasana di atas sana.


Di setiap lantai ada nomor yang menunjukkan lantai ke berapa
Bentuk menara semakin tinggi semakin mengerucut dan sempit jadi harus hati-hati, terlebih saat menaiki tangga yang pastinya umurnya sudah sangat tua. Tapi hebatnya Belanda, menara ini masih sangat kokoh terbuat dari besi baja yang sangat tebal. Akhirnya setelah tenaga mulai habis, kami pun sampai di ujung menara. Tapi sayang salah satu teman ada yang takut ketinggian dan memutuskan untuk turun. 


Laut..laut..laut
Dermaga di ujung pantai
Kami pun disajikan pemandangan yang sangat menakjubkan di ujung menara, sisi utara kami dihadapkan dengan bentangan laut nan luas, tampak terlihat dengan gagahnya berdiri Gunung Anak Krakatau yang sempat meluluh lantahkan daerah ini. Sedangkan disisi selatan ada gugusan perbukitan yang sangat indah. Luar biasa, Masya Allah. Ini adalah kali pertama saya naik ke mercusuar, walaupun awalnya agak takut karena sangat tinggi, tapi rasa takut dan capek pun terbayar sudah saat sampai di atas. Kami pun sempat membuat video singkat mengenai bagaimana suasana di atas menara untuk teman kami yang takut ketinggian, biar dia tahu bagaimana indahnya ada di atas, hehehe.


Jajaran perbukitan
Puas di atas kami pun bergegas turun karena hari mulai siang. Di bawah, teman kami sudah menunggu. Setelah istirahat sejenak dan mampir makan siang di salah satu restoran di perjalanan, kami pun pulang menuju Bogor untuk ke rumah masing-masing dan mempersiapkan diri untuk bekerja keesokan hari. 


Tinggi yak..

Anyer, perjalanan tak terduga yang sangat menyenangkan, ternyata Anyer merupakan destinasi yang sangat menyenangkan untuk liburan, terutama untuk keluarga dan bersama teman. Tidak begitu jauh dari Jakarta tetapi banyak tempat yang sangat menarik.

Foto : Dokumentasi Pribadi



Trip Dadakan (Part 1) - Pantai Anyer

Di tahun 2014 ini sebetulnya ada beberapa destinasi wisata yang ingin sekali saya kunjungi, hanya sayang beberapa harus ditunda karena ada beberapa trip mendadak yang tidak direncanakan sebelumnya. Long weekend bulan Maret lalu, saya sama sekali tidak merencanakan traveling karena sudah ada jadwal di awal April. Suatu siang di kala sedang bersantai, when doing nothing in weekend is awesome, tiba-tiba ada panggilan masuk ke handphone saya. Suara di seberang dengan semangat menyuruh saya segera packing karena 30 menit lagi akan dijemput untuk liburan bareng ke Pantai Anyer. Kemudian klik telepon ditutup.

Saya pun bengong, antara enggan tapi mau akhirnya packing tercepat dalam hidup saya pun selesai dilakukan, hanya 15 menit saja. Seingat saya sih saya belum pernah ke Anyer, sebetulnya tidak begitu antusias karena belum terbayang disana seperti apa. Bahkan browsing pun belum sempat saking mendadaknya. Tapi entahlah kaki dan tangan meng-iyakan untuk berangkat. Akhirnya 30 menit berikutnya saya pun sudah berada di dalam mobil, 3 orang teman lama saya ketawa cekikikan mellihat muka saya yang kebingungan karena tiba-tiba saja diculik. Akhirnya setelah menjemput 2 teman lainnya mobil kami pun meluncur. Ternyata salah satu teman kami sudah merencanakan liburan ini jauh-jauh hari, tetapi mendekati hari H beberapa teman membatalkan padahal penginapan sudah di-booking. Jadilah saya dan satu teman lain diajak mendadak untuk share cost. Ah, bodoh sekali kami mau saja, huh.


Teman-teman yang kurang piknik :\
Mobil pun meluncur dengan seisi penumpang yang bahagia, sepertinya teman-teman saya memang kurang piknik, heuheu. Beberapa kali kami sempat beristirahat di rest area untuk makan dan sholat. Malam ini dan beberapa hari ke depan kami akan menginap di apartemen Marbella, salah satu hotel dan apartemen di kawasan Anyer. Setelah mampir di minimarket untuk beli perbekalan selama 3 hari, kami pun sampai sekitar pukul 8 malam. Apartemen ini berlokasi tepat di pinggir pantai, jadi ketika kami datang gelap hari, suara debur ombak terdengar sangat kencang. Suasana apartemen sebetulnya sangat menyeramkan, gedung tua yang kurang begitu terawat, tapi yasudahlah mumpung murah meriah. Apalagi saya disini siap terima jadi karena tidak ikut merencanakan, hahaha.


View Apartemen Marbella dari taman tengah
View pool depan kamar, lumayaaan
Malam itu kami 3 orang perempuan, membongkar belanjaan untuk membuat makan malam. Ceritanya selama 3 hari ke depan akan masak terus biar hemat. Kebetulan kompor di dapur apartemen adalah kompor listrik yang untuk bikin jadi panas memerlukan waktu 1 jam, hahaha sudah rusak dan tua sepertinya. Setelah bersabar, akhirnya kami berhasil membuat nugget goreng, mie goreng, telor goreng dan cireng goreng. Ya, oke semuanya goreng, hahaha. Saat kami menyiapkan makan malam, ternyata salah satu teman kami pergi keluar dan membeli capcay, alhamdulillah makan malam kami terselamatkan, hahaha. Kami pun duduk melingkar di lantai menikmati makan malam, rasanya memang lebih nikmat kalau makan beramai-ramai ya.

Makan malam kami yang buruk rupa
Selesai makan dan setelah bersih-bersih mandi, kami pun jalan-jalan santai ke pantai. Pantai Anyer berpasir hitam dan di pinggirnya banyak sekali lapak tenda yang menjual macam-macam barang dagangan. Jagung dan ikan bakar begitu menggoda, sayang perut kami sudah penuh jadi kami hanya menikmati suara deburan ombak dan angin darat. Setelah kami kembali ke apartemen, kami lanjutkan dengan bermain kartu sampai pukul 2.

Keesokan paginya, saya dan teman perempuan bangun lebih awal untuk jalan pagi ke pantai. Pagi itu pantai masih sangat sepi, tampak beberapa pedagang sedang bersiap membuka lapaknya. Ada beberapa orang yang lari pagi, ada juga yang duduk untuk sekedar menikmati suasana pagi di tepi pantai. Sayang ombaknya masih terlalu tinggi untuk bermain air, kami pun kembali ke kamar. Setelah selesai makan pagi, yang mana menu kali ini adalah nasi goreng (okay, tetap digoreng), kami pun berganti baju basah. Saatnya main ombak di pantai!!!

Suasana pantai pagi itu, tampak seonggok banana boat yang udah siap buat dimainkan :D
Pukul 7 kami meluncur ke pantai yang ternyata sudah sangat ramai, ramai sekali hahaha maklum saja long weekend. Kebanyakan terlihat adalah keluarga yang sedang menghabiskan waktu liburnya untuk quality time. Pedagang-pedagang di lapak tenda pun sudah menjajakan dagangannya, mulai dari baju, kain pantai, minuman, makanan, buah sampai ikan. Sayang sekali efek negatifnya adalah pantai jadi kotor dan banyak sampah. Tapi so far, pantainya cukup menyenangkan, walaupun pasirnya hitam, airnya biru dan ombaknya cukup bersahabat untuk bermain. 

Silau!!
Setelah puas bermain ombak, kami kembali ke apartemen untuk menjajal kolam renang di depan kamar. Namun sayang padatnya orang membuat kami hanya bisa sekedar nyemplung di kolam. Akhirnya kami kembali lagi ke pantai, kali ini sepertinya bermain pasir akan menyenangkan. Kami pun bermain layaknya anak-anak, kekanakan? Yes! Terkadang kami memang butuh itu untuk melepaskan penat.

Korban sudah terkubur dengan biadab!
Hari beranjak siang dan matahari mulai terik, kami pun kembali ke kamar untuk bersih-bersih dan istirahat. Setelah masak lagi dan makan siang, saya memutuskan untuk merebahkan diri di kasur dan terlelap tidur. Pukul 4 saya terbangun dan diajak untuk melihat sunset. Apartemen Marbella ini lokasinya sangat bagus karena tepat di sunset spot terbaik mungkin di Anyer hehehe. Alhamdulillah sore itu cerah, sunset pun membulat dengan cantik di ufuk barat. Cantiknya Masya Allah.


Maklum saja, kurang piknik!
Ada salam dari senja
Setelah puas menikmati sunset kami beranjak ke tepi pantai untuk berbaur dengan ramainya wisatawan lainnya yang juga lagi asyik menikmati suasana menjelang malam. Kami pun mampir di salah satu lapak penjual minuman, kelapa muda tampaknya memang pilihan yang tepat sambil menikmati indahnya langit sore itu.

Langit sore itu
Hari mulai gelap dan pantai sudah mulai sepi, kami pun beranjak ke kamar untuk siap-siap keluar apartemen mencari makan malam. Kali itu tampaknya kami mulai bosan dengan makanan cepat saji dan memutuskan untuk mencari warung seafood di sekitaran Marbella. Keluar apartemen ternyata jalanan macet semacet macetnya. Setelah memutuskan untuk balik arah yang ternyata lebih lancar, kami pun sampai di salah satu restoran seafood yang cukup ramai pengunjung. Pengunjung ramai, makanannya pasti enak hehehe. Ternyata alhamdulillah memang enak, sayang saya lupa nama restorannya, pokoknya keluar dari apartemen ambil jalan ke kanan lurus aja sekitar 100 m. Setelah makan dengan luar binasa, tiba-tiba salah satu teman mengeluh maag-nya kambuh, Kebetulan teman yang satu ini memang baru sembuh dari sakit maag akut. Karena sangat khawatir akhirnya kami tancap gas untuk mencari apotik yang ternyata sulit sekali ditemukan dan kebetulan sudah malam sehingga banyak yang sudah tutup. Kami harus menempuh kurang lebih 1 jam ke arah kota Serang dan akhirnya menemukan apotik 24 jam, alhamdulillah. Malam itu kami pun beristirahat dengan nyenyak, isi tenaga untuk besok pagi untuk perjalanan pulang.

Foto : Dokumentasi Pribadi