Minggu, 30 Maret 2014

Killers - Indonesian Psychological Thriller [2014]



Killers
2014
Director : Kimo Stamboel, Timo Tjahjanto
Writers : Takuji Ushiyama
Stars : Oka Antara, Kazuki Kitamura, Rin Takanashi
Genres : Action, Crime, Drama, Thriller
Runtime : 137 min
IMDb Rating : 6,6/10

"Inside us live a killer.."

Film ini bercerita mengenai kisah seorang jurnalis ambisius bernama Bayu Aditya (Oka Antara) yang terobsesi dengan suatu kasus korupsi dari seorang elit politik bernama Dharma. Obsesinya pada kasus ini membuat dirinya semakin jauh dari keluarganya dan memutuskan hidup sendiri. Semakin lama hidup Bayu semakin terpuruk karena kasus yang ia geluti tidak kunjung terungkap. Kehidupan percintaannya pun semakin kacau dengan istrinya Dina (Luna Maya). Di tengah keterpurukannya itu, Bayu melihat sebuah video pembunuhan yang diunggah melalui internet, entah mengapa Bayu merasakan sisi gelap dalam dirinya muncul ketika melihat video tersebut. Seakan ingin melakukan hal yang sama, yaitu membunuh untuk suatu kepuasan. Pembuat video tersebut adalah Nomura Shuhei (Kazuki Kitamura) seorang eksekutif muda dari Jepang yang memiliki hobi menyiksa korban hingga tewas dan tentunya mendokumentasikan proses penyiksaan tersebut dan mengunggahnya ke internet agar orang lain bisa menyaksikan aksinya.

Suatu ketika Bayu terjebak dalam situasi terdesak dimana dia mau tak mau harus melakukan sebuah pembunuhan agar nyawanya selamat. Terinspirasi dari Nomura, Bayu pun membuat suatu dokumentasi video pembunuhan tersebut menggunakan kamera handphone dan mengunggahnya di internet. Dari situlah Nomura menonton video Bayu dan mereka mulai saling terhubung melalui internet. Cerita pun mulai mengalir hingga akhir, penuh drama dan adegan pembunuhan yang cukup membuat kening mengernyit.

Film ini sempat tertunda penayangannya di Indonesia karena masuk di salah satu festival film internasional bergengsi yaitu Sundance Film Festival bersama dengan sekuel film The Raid : Berandals. Saya selalu takjub dengan film buatan The Mo Brothers, mereka betul-betul sutradara "gila" yang mampu mengeksekusi sebuah film thriller dengan sangat baik dengan efek yang begitu terasa real. Mungkin hanya mereka sutradara film thriller di Indonesia yang mampu membuat film thriller yang cukup sempurna. Tetapi untuk penggemar karya The Mo Brothers, anda memang harus sedikit menurunkan ekspektasi mengenai adegan berdarah, karena di film ini lebih condong ke adegan psikologis yang membawa penonton untuk larut masuk ke dunia kedua tokoh utama yang begitu stressful.

Kazuki Kitamura sang Killer
Akting Kazuki Kitamura sebagai Nomura sangat luar biasa, begitu tampan, mempesona, memikat namun mematikan dan kejam. Karakter yang dimainkan benar-benar hidup, saya sampai bergidik ngeri melihat sorot matanya, sorot mata seorang psikopat. Kemudian Oka Antara sebagai Bayu pun mampu memerankan dengan total, terlihat dari beberapa adegan dimana Bayu nangis sekaligus marah. Oka juga mampu menonjolkan sisi depresif dari seorang Bayu, seorang suami sekaligus ayah serta jurnalis yang merasa gagal dalam setiap sisi kehidupannya.

Oka Antara berakting all out
Dari segi cerita, konsep yang ditawarkan memang tidak biasa dan jarang ada di Indonesia, namun sayang masih terlalu banyak missing link yang membuat penonton kebingungan, misalnya background dan motivasi seorang Nomura yang tidak tergali dengan maksimal. Akan muncul banyak sekali pertanyaan yang tidak terjawab di benak penonton. Namun, kekurangan tersebut akan tertutup oleh alur cerita dan kekaguman terhadap akting pemerannya. Logika berpikir kita tidak akan muncul karena terlalu masuk ke dalam cerita, suspension of disbelief. Secara keseluruhan film Killers layak untuk ditonton terutama bagi penggemar film thriller/slasher di Indonesia.

Overall rating versi saya untuk film ini :
7,5 /10

Sumber gambar :
http://www.imdb.com/title/tt2409300/
http://www.muvila.com/movies/starlite/oka-antara-dilarang-ganteng-dalam-film-killers-1307084-page3.html
http://ridhannaa.blogspot.com/2014/01/inside-us-lives-killer.html


Sabtu, 08 Maret 2014

Dari Seorang Sahabat : The Power of Hope


 

Nabi Nuh a.s belum tahu banjir akan datang ketika ia membuat kapal dan ditertawai kaumnya.

Nabi Ibrahim a.s belum tahu akan tersedia domba ketika pisau nyaris memenggal buah hatinya.


Nabi Musa a.s belum tahu laut akan terbelah saat dia diperintah memukulkan tongkatnya.


Nabi Muhammad SAW pun belum tahu kalau Madinah adalah kota tersebarnya ajaran yang dibawanya saat beliau diperintahkan berhijrah.


Tapi yang beliau-beliau tahu adalah bahwa beliau-beliau harus patuh pada perintah Allah dan tanpa berhenti berharap yang terbaik..


Ternyata dibalik ketidaktahuan kita, Allah telah menyiapkan kejutan saat kita menunaikan perintah-Nya.. Yakinlah bantuan Allah akan datang walaupun sampai di detik-detik terakhir usaha Hamba-Nya..


So, jangan pernah berputus asa untuk terus berharap hanya pada Allah semata. Walaupun hasil yang kita usahakan jauh dari harapan bahkan menyakitkan, tak usah kita berkecil hati. Karena Allah mencintai kita dengan cara-cara yang belum tentu kita sukai. Namun akan kita dapatkan hikmah yang sangat luar biasa suatu saat nanti... 


Tetaplah bersabar dan istiqomah, berikhtiar untuk memperjuangkan sesuatu yang baik. Tetap berbaik sangka pd Allah (husnudzon) dalam setiap nafas kehidupan kita.. 


Terima kasih atas tulisan ini, sahabat :)

Sabtu, 01 Maret 2014

Tergila Stand Up Comedy

Anggap saja postingan kali ini sebagai trial testing laptop baru, hehehe. Kebetulan laptop lama saya si Acer Travelmate 12 inchi yang sudah menemani saya semasa di bangku kuliah harus tewas di bagian motherboard. Karena keluaran seri lama pastinya komponen dalamnya sangat langka, apalagi motherboard yang kalau diganti biayanya bisa juga untuk beli yang baru. Akhirnya si Travelmate kesayangan harus dipreteli karena saya masih membutuhkan hardisk dalamnya yang pada akhirnya saya gunakan sebagai hardisk eksternal. Sisanya hanya dihargai sekitar Rp. 300.000 saja, hiks.

Maka pilihan pun jatuh pada ASUS A46C, laptop keluaran ASUS yang lumayan tipis dengan layar 14 inchi dengan tebal 21 mm dan berat 2 kg. Cukup ringan untuk dibawa kesana kemari. Detail yang saya suka dari laptop ini selan tipis adalah bodi metal yang terlihat kokoh dan tentunya speaker Sonic Master yang membentang gagah di bagian depan, sangat memuaskan bagi saya yang senang menonton film di laptop, hehehe.

By the way, akhir-akhir ini saya sedang tergila-gila dengan salah satu genre komedi yang sedang happening  di Indonesia, bahkan saat ini komunitasnya semakin besar dan menjamur di seluruh pelosok negeri. Stand up comedy atau disebut dengan komedi tunggal. Sebetulnya jenis komedi ini sudah ada sejak lama di Indonesia. Sebut saja acara sitkom Srimulat, jika diperhatikan di setiap awal scene selalu ada satu personil yang menjadi pelawak pembuka yang berdiri dan melakukan monolog dengan mengeluarkan jokes di depan penonton. Selain itu di era 90-an pun ada acara tv berjudul Comedy Cafe, salah satu pengisinya adalah almarhum Taufik Savalas. Jadi di acara berlatar di sebuah cafe dengan panggung kecil dengan standing mic dan lampu sorot, lalu Taufik Savalas dan kawan-kawan melakukan komedi tunggal. Walaupun sebetulnya yang dilakukan Taufik Savalas dan personil srimulat bukan murni stand up comedy, melainkan jokes telling, tetapi program-program tv tersebut merupakan sebuah langkah awal dari munculnya stand up comedy di Indonesia.
Stand up comedy Indonesia
Stand up comedy di Indonesia mulai bergemuruh sejak adanya tayangan Stand Up Comedy Show di MetroTV dan semakin meledak ketika KompasTV membuat acara Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) yaitu sebuah ajang kompetisi pencarian bakat stand up comedy di indonesia. Sejak SUCI season 1 dimulai saya mulai tertarik dengan jenis komedi ini. Menurut saya, jenis komedi ini sangat membutuhkan kemampuan dan keahlian yang luar biasa membutuhkan kecerdasan untuk membuat penonton tertawa terlebih ini dilakukan hanya seorang diri saja. Betul-betul hanya mengandalkan kekuatan verbal dan mimik muka serta gerak tubuh yang tidak banyak. Selain itu juga dibutuhkan skill public speaking, dimana seorang komik ini harus berani untuk berbicara di depan umum yang mana kebanyakan orang merupakan salah satu hal yang ditakuti. Selain itu stand up comedy pun punya banyak materi teknik-teknik untuk membuat satu set komedi secara utuh. Set up, punch line, riffing, call back dan impersonation merupakan beberapa istilahnya.

Mewabahnya stand up comedy di Indonesia juga tentunya didukung oleh peran dari seorang Pandji Pragiwaksono dan Raditya Dika yang mengobarkan semangat stand up comedy sejak dimulainya SUCI season 1 KompasTV. Siapa sih yang tidak kenal dengan mereka, sama-sama creativepreneur yang multitalented dengan berbagai karya yang mereka hasilkan. 


Tentunya juga didukung peran orang-orang di belakang layar yang turut berjasa dalam dunia stand up comedy. Dari SUCI season 1 inilah masyarakat Indonesia mulai mengenal apa itu stand up comedy, awareness masyarakat mulai terbangun melalui program keren ini. Berawal dari SUCI 1 jugalah saya mulai nge-fans berat sama Ryan Adriandhy dan Ernest Prakasa yang selalu bikin saya tertawa ngakak terguling-guling setiap kali melihat mereka tampil.

Ryan Adriandhy sebagai finalis termuda saat itu, punya kekuatan di impersonation yaitu teknik meniru seseorang. Saya selalu tertawa setiap kali melihat Ryan impersonate suara Doraemon yang pada akhirnya lebih mirip suara Karni Ilyas.

Ryan Adriandhy
Lalu Ernest Prakasa yang selalu sukses membuat saya tertawa dengan realitas rasisme masyarakat Indonesia kepada warga keturunan Tionghoa. Dia berhasil membuat suatu tragedi menjadi komedi. Komedinya selalu berbobot dan cerdas.

Ernest Prakasa

Rasanya menonton di tv dan live ternyata sangat berbeda jauh, euphoria yang dirasakan tentunya lebih seru jika nonton secara langsung. Pertama kali saya nonton stand up comedy secara live adalah di show tour-nya Ernest Prakasa ILLUCINATI yang kebetulan sedang mampir ke Bogor. Show ILLUCINATI ini berlokasi di Aula SMAKBO dan ternyata sampai sana cukup banyak yang saya kenal karena ada beberapa anak @nebengers #TeamBogor yang ikut nonton. Venue show nya sangat sederhana, tapi memang yang terpenting adalah sound system yang bagus, spot/panggung, lampu sorot dan penerangan yang baik, dan tentunya indoorPersiapan show ini dibantu oleh pasukan komunitas stand up comedy di Bogor @StandUpIndo_BGR dan sebelum show mulai, ada beberapa opener dari Bogor yang tampil, ada @fazarwarmit dan @ridwanremin yang lumayan membuat pecah suasana aula. Ada juga salah satu opener yang jauh-jauh datang dari Bali, namun sepertinya kurang banyak persiapan dan materinya belum matang sehingga istilahnya bomb atau garing.

Poster Illucinati Bogor
Opener resmi dari show ini adalah @Arie_Kriting yang selalu tampil dengan materi-materi mengenai orang timur dan asli kocak luar biasa pecah. Kemudian lampu pun mati dan seketika ada lampu sorot pertanda dimulailah standup comedy nya Ernest Prakasa. Ernest menurut saya merupakan salah satu comic yang cerdas dengan pengetahuan yang luas terutama kritik sosial dan politik. Di ILLUCINATI ini banyak sekali materi yang sepertinya memang tidak dikomersialkan di tv karena banyak menyindir elit politik, hehehe.

By the way banyak juga nama-nama lokal Bogor yang sudah jadi comic besar dan sering tampil di tv. Sebut saja @JuiPurwoto, @detectiveferry dan yang baru-baru ini happening sering tampil di Metrotv ada @awanceuh, @fazarwarmit, @ridwanremin dan finalis SUCI season 4 yang mirip sama vokalisnya d’massiv @dzawinur. Mudah-mudahan semakin banyak comic-comic bogor yang bisa sukses dan melanglang buana di dunia stand up comedy dan pertelevisian Indonesia, aamiin!

Keep support yout local talent!!
 
Notes :  Saya sedikit banyak tahu mengenai pergerakan stand up comedy di Indonesia dari bukunya Pandji Pragiwaksono berjudul Merdeka Dalam Bercanda, recomended bagi para pecinta stand up comedy