Perjalanan pertama di awal tahun 2016
ini saya mulai dengan mengeksplor sebuah tempat yang kemungkinan akan menjadi
sebuah lokasi yang sangat hits di sepanjang tahun 2016 : Danau Quarry, eks Jayamix
Rumpin. Berawal dari sebuah postingan foto di instagram, tidak munafik kami
amat sangat penasaran dengan tempat ini. Sebuah danau air tawar yang merupakan
bekas pertambangan pasir, yang sudah lama tidak digunakan dan lubangnya terisi
penuh dengan air hujan. Warna hijau toska yang menggoda dengan lanskap tebing
tinggi yang mengelilingi, pastinya membuat siapa saja jatuh hati. Kami ingin datang langsung untuk menikmati keindahannya dan melihat bagaimana alam telah mengambil alih pekerjaan manusia yang sudah terbengkalai bertahun-tahun.. Apalagi termasuk tempat baru yang belum terlalu banyak terjamah tangan-tangan jahil manusia. Ah, Bogor memang menyimpan banyak sekali surga tersembunyi.
Sebuah foto yang sangat menggoda |
Tidak begitu jauh sebetulnya dari
kota Bogor, Danau Quarry ini terletak di sebuah dusun yang memilliki potensi
material batu dan pasir bernama Dusun Nunggaherang, Tegallega, Cigudeg. Hanya
saja informasi yang kami dapatkan masih sangat minim dan sangat memungkinkan
kami untuk tersesat. Ya. Pada akhirnya kami tersesat. Perjalanan yang
seharusnya hanya menghabiskan waktu 2 jam kami lalui menjadi 4 jam menggunakan
motor. Dua motor empat pejalan melaju beriringan. Jika dilihat pada maps di bawah ini, seharusnya jalur yang benar adalah yang berwarna biru, sedangkan kami melalui perjalanan yang berwarna merah. Menarik!
![]() |
Aku Peta! Inilah rute perjalanan kami (merah) |
Starting point kami adalah Pasar
Parung ke arah Rumpin, namun karena lokasi yang kami tahu adalah Cigudeg, maka
kami mengambil jalan ke arah Leuwiliang – Cigudeg yang pada akhirnya kami
menyadari bahwa Cigudeg yang dimaksud adalah Cigudeg yang dekat sekali dengan
Rumpin. Bermodal google maps dan bertanya warga lokal, kami melalui rute
panjang tersebut. Melalui jalanan Leuwiliang yang jauhnya minta ampun, jalanan
sepi dengan kiri kanan sawah sampai akhirnya kami senang ketika menemukan
Terminal Leuwiliang dan berhasil masuk jalan raya besar, hahaha.
Melanjutkan perjalanan dan
melihat alamat jalan “Cigudeg” dengan Situ Cigudeg yang terbentang di pinggir
jalan raya rasanya senang luar biasa, wah tandanya sudah hampir sampai. Kami
pun bertanya kembali ke warga lokal yang menunjukkan jalan ke arah Goa Gudawang. Bertanya lagi kepada warga lokal dan diarahkan untuk putar balik tapi karena masih tidak yakin dan masih "nurut" dengan google maps jalanan masih kami lalui tanpa putar arah.
Sampai suatu ketika kami sudah berada di antara perkebunan sawit milik PTPN VIII yang sangat luas dan belum kelihatan ujungnya. Kami dimana??? Tak terlihat
tanda-tanda adanya sebuah dusun. Di ujung perkebunan sawit kami
menemukan sebuah dusun yang jalanannya rusak. Di kiri dan kanan terhampar
bukit-bukit yang tergerus akibat penambangan pasir. Oh, mungkin sudah dekat,
tapi bukit yang manakah yang kami cari? Ah andai kami punya drone dan bisa
melihat view dari atas. Akhirnya setelah sekian jam dan hampir putus asa, kami
dibantu oleh seorang pemuda yang menunjukkan jalan. Jika bertanya kepada warga
sekitar memang sebaiknya mengucapkan clue “Danau” “Jayamix” “Quarry” agar
mereka lebih familiar.
Di ujung jalan tiba-tiba kami
bertemu dengan banyak sekali sepeda motor. Wah, dari yang semula hanya kami di
sebuah tempat antah berantah, tiba-tiba jadi sangat ramai, sepertinya mereka
pun hendak ke Danau Quarry seperti kami. Hanya saja kami agak heran dari
manakah orang-orang ini muncul?? Hahahaha, yang pasti dari jalur shortcut yang
tidak kami lalui. Rumpin.
Sekitar pukul 2 siang sampailah
kami di lokasi yang sudah tampak ramai. Terdapat sebuah warung di sisi danau
yang menjual beberapa minuman, makanan ringan dan rokok. Warga lokal pun banyak
yang mengatur dan menjaga parkir kendaraan. Mayoritas memang menggunakan motor.
Kami pun memarkirkan motor dengan biaya Rp. 10.000 per motor dengan karcis yang
tertulis “Danau Quarry Eks Jayamix” Kp. Nuggaherang Ds. Tegallega, Cigudeg.
![]() |
Selamat Datang di Danau Quarry! |
Danau ini sangat cantik luar
biasa dengan warnanya yang memanjakan mata. Kami bergegas naik ke atas tebing untuk
melihat danau dari atas. Pemandangannya luar biasa indah, MasyaAllah. Tangan
pun gatal untuk mengabadikan setiap sudut. Membekukan moment dan menikmatinya dalam diam. Jika berjalan di
pinggir tebing harus berhati-hati karena jalanannya cukup sempit, berbatu dan
belum ada pagar pengaman.
![]() |
Lokasi parkir motor |
![]() |
Alga di sisi danau yang terlihat mirip dengan karang |
![]() |
View dari tebing pertama |
![]() |
Cantiknya |
![]() |
Si tosca yang menggoda |
![]() |
Jalan menuju tebing kedua |
Sayangnya, karena waktu yang
terbatas dan awan mendung yang menggelayut kami hanya sempat eksplor di tebing
pertama. Di atas tebing pertama ini terdapat tebing yang lebih tinggi dan cara
untuk mencapainya harus memanjat menggunakan tali, cukup mengerikan ya hehehe.
Saya kurang paham apakah terjamin dari segi safety, yang jelas banyak sekali pemuda-pemudi
yang naik ke tebing tersebut, ah sayang kami tak sempat untuk menjajalnya. Walaupun tempat ini tergolong baru, namun sayang sekali sudah mulai "dihiasi" dengan sampah-sampah yang dengan seenaknya ditinggalnya "sang petualang". Ah, petualang macam apa itu. Bahasan yang tidak pernah ada habisnya mengenai pro-kontra kekuatan media sosial dan tayangan televisi yang tidak diimbangi dengan kecerdasan emosi sang petualang karbitan.
Mendung semakin meluas, awan
gelap menyelimuti langit hingga tidak tersisa langit cerah. Kami pun bergegas
turun sebelum hujan. Ah, nanti kami harus kembali sesegera mungkin. Ya. Melalui
shortcut pastinya, hahahaha.
Pesan moral hari ini ketika
mengekplorasi tempat baru :
1. Jangan terlalu percaya dengan
google maps, pun dengan warga lokal
2. Intuisi terkadang juga bisa
dipercaya
3. Banyaklah bertanya dengan banyak
warga lokal
4. Kalau lapar, jangan sok kuat,
makan!
5. Perbanyak persediaan air minum,
haus!
6. Pakai sunblock lebih banyak biar
ga belang
7. Jika tidak sampai ke lokasi, carilah
objek menarik di sepanjang jalan sebagai plan B
8. Banyaklah berdoa dan sabar, semua
pasti ada jalannya, semua ada hikmahnya
9. Jangan mengeluh, lebih baik
menertawakan diri sendiri, hahaha
Terima kasih yaa. Masih penasaran? Hahaha ayo kesana lagi!!
Foto :
Dokumentasi pribadi