Selamat tahun baru masehi 2015!! Semoga tahun ini menjadi
tahun yang lebih berarti untuk kita semua dan tentunya semoga semakin banyak langkah
kaki yang dijejakkan di tempat-tempat baru, aamiin.
Trip awal tahun saya bermula ketika di suatu malam yang
sendu notifikasi whatsapp saya berbunyi dan di sana beberapa line tertulis
ajakan untuk trekking ke Curug Ngumpet. Walaupun cukup mendadak, tanpa babibu
saya pun mengiyakan, seperti biasa jika belum tahu mengenai suatu tempat saya
akan langsung buka google dan mencari info mengenai tempat tersebut. Curug
Ngumpet berlokasi di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS),
salah satu taman nasional yang bisa dijangkau paling dekat dari rumah saya yang
terletak di Bogor. Sebetulnya saya sudah beberapa kali ke TNGHS namun memang
belum banyak untuk eksplorasi keindahannya. Dan ini merupakan trip patah hati, jadi mohon maaf jika sedikit banyak mengandung kegalauan hihihi.
Keesokan paginya saya sudah standby dengan semangat 45 untuk
bertemu beberapa sahabat saya di meeting point yang sudah ditentukan
sebelumnya. Setelah membeli beberapa perbekalan kami pun meluncur menggunakan
motor, 2 motor beriringan jalan dengan hati-hati namun mantap meluncur ke arah
Kampus IPB Dramaga. Ah, sudah 3 tahun berlalu selepas saya lulus kuliah
ternyata sudah banyak perubahan di sepanjang jalannya. Ya, 3 tahun mungkin bisa
dianggap sebentar tapi juga bisa dianggap cukup lama karena begitu banyak
perubahan yang terjadi. Begitu pun perubahan yang terjadi di dalam diri saya,
hehehe sorry intermezzo.
Kira-kira satu setengah jam, sampailah kami di pintu gerbang
TNGHS yang mirip sebagai pintu masuk ke sebuah hutan hujan tropis berisikan
pepohonan pinus nan rapat dan tinggi dengan udara sejuk yang mengalir perlahan.
Membayar per orang Rp. 10.000 kami pun meluncur masuk dengan semangat, jalanan
aspal yang kadang tidak terlalu mulus harus kami lewati di antara rimbunnya pepohonan
dan hutan pinus yang berjajar rapi. Tampak beberapa orang pun sedang trekking,
baik yang tua-muda, berkelompok, keluarga bahkan banyak pula yang berpasangan. Udara
lembab mulai merasuk, lembab namun segar. Kali itu Bogor memang sedang turun
hujan terus menerus, tak heran jika kami harus beberapa kali berhenti untuk
berteduh.
Sampai di lokasi air terjun, motor pun diparkirkan. Di pintu
masuk kami membayar Rp. 5000 per orang, di depan parkiran tampak tulisan “CURUG
NGUMPET 1”. Kami pikir Curug Ngumpet ini lokasinya jauh dan “ngumpet” atau
bersembunyi sehingga agak sulit menemukannya. Ternyata hahaha mudah sekali,
hanya jalan sekitar 50 m dari pintu masuk kita sudah dapat dengan mudah
menemukannya. Curug Ngumpet tidak terlalu tinggi, airnya cukup mengalir
deras karena memang kebetulan musim hujan sehingga debit airnya lumayan besar.
Di bawah kucuran airnya terdapat kolam yang cukup besar dan diperbolehkan untuk
berenang karena tidak terlalu dalam.
Kali itu kami hanya bermain kering karena
tidak cukup kuat dengan dinginnya air terjun di musim hujan, jadi dengan hanya menggulung
celana dan bermain air sebentar saja sudah cukup untuk kami. Siang itu Curug
Ngumpet masih sepi, mungkin karena hujan yang turun cukup deras. Di sekitar
kawasan curug terdapat toilet, warung dan tempat lesehan untuk berteduh. Kami
pun berteduh dari guyuran air hujan dan kabut yang berkali-kali turun. Walaupun
cuaca tidak begitu bagus tetapi kami masih tetap menikmati perjalanan kali ini.
![]() |
Curug Ngumpet yang ternyata ga "ngumpet" |
![]() |
Saya yang sedang patah hati :p |
Selepas hujan reda kami pun bergerak ke arah trekking Kawah
Ratu namun sayang hujan turun kembali dan hari sudah terlampau siang. Kami pun
berteduh di pos penanjakan Kawah Ratu dan sedikit berbincang dengan para
penjaga. Siang itu kami tidak diperbolehkan menuju kawah karena kawah mulai
aktif di atas jam 12.00 dan jika hari hujan maka asap yang ditimbulkan pun
semakin banyak sehingga cukup berbahaya. Jam berkunjung ke Kawah Ratu memang
disarankan pagi hari antara pukul 07.00 – 11.00, hmm lain kali kami harus
datang lagi di waktu yang tepat.
Tak berapa lama hujan pun reda kami permisi kepada para
penjaga untuk trekking ke arah curug yang berada di perlintasan menuju Kawah
Ratu, Bapak penjaga pun menyebut Rp. 5000. Oh kami pikir tidak dipungut biaya,
tapi tak masalah untuk tambahan uang rokok para penjaga pos hehehe. Kami pun
melintasi jalan bebatuan dan melintasi sungai, sebetulnya saya sudah pernah ke
tempat ini namun sudah cukup lama dan lupa seperti apa indahnya curug di balik
sana. Oiya sampai saat ini saya belum tahu nama curug yang akan saya temui ini,
jika sudah tahu akan saya update lagi di blog ini.
![]() |
Kami namai Curug Kembar yang berlokasi lebih ngumpet |
Curug yang pertama kali kami termui tidak begitu jauh, namun
kami lewati saja dan teruskan perjalanan ke curug yang lebih dalam. Aaah
sepertinya curug yang satu ini posisinya lebih “ngumpet” daripada Curug Ngumpet
yang pertama kali kami datangi hehehe. Di ujung jalan akhirnya kami melihat
curug yang begitu indah, tidak terlalu tinggi namun memiliki arus air kembar,
hmm mungkin namanya Curug Kembar aah entahlah. Airnya segar sekali, saya pun
sempat beberapa kali meminum langsung walaupun sedikit ragu karena di atas terdapat
kawah, hehehe. Lagi-lagi kami hanya bermain air di sisi dan berfoto ria sambil
menikmati keindahan hutan hujan tropis milik Bogor tercinta.
![]() |
Sisi lain Curug Kembar |
Beberapa kali pun cuaca kembali cerah dan kami pun meneruskan perjalanan ke curug pertama yang kami lewatkan tadi. Curug ini pun tidak begitu tinggi namun cukup cantik, terlebih bebatuan mendatar yang ada di sisi dan sekitarnya, sangat unik karena bebatuan mendatar ini alami seperti tersusun-susun.
![]() |
Curug yang terlewati dengan bebatuan unik |
Puas menikmati suasana hutan hujan tropis dan air terjun nya
kami pun beranjak pulang karena hari sudah mulai sore. Mie rebus telor cabe
rawit dan teh manis hangat pun menanti di warung pinggir jalan, sambil
merebahkan badan kami pun berbincang hangat.
Seiring derasnya hujan yang kembali turun dan berakhirnya
trip ini, saya pun mulai kembali tersenyum.
Terima kasih atas sweet escape ini.
Tempat indah, udara sejuk, sahabat baik, alam nan cantik, semuanya mengobati.
Yeah, travel heals :)
Foto : Dokumentasi pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar